Dark/Light Mode

Tiap Daerah Kudu Punya Data Akurat

Sekali Lagi, Mantan Direktur WHO Minta Testing Tracing Jangan Diabaikan

Senin, 2 Agustus 2021 10:45 WIB
Guru Besar FKUI yang juga mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Istimewa)
Guru Besar FKUI yang juga mantan Direktur WHO, Prof. Tjandra Yoga Aditama. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Tjandra Yoga Aditama urun rembuk soal status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang nasibnya akan diputuskan hari ini.

Prof. Tjandra berpendapat, ada 3 hal yang harus dipertimbangkan pemerintah terkait hal ini. Dengan asumsi, testing, tracing, dan vaksinasi harus dilakukan semaksimal mungkin.  

Pertama, melanjutkan pemberian bantuan sosial bagi masyarakat terdampak, jika PPKM tetap dilanjutkan.

Baca juga : Lonjakan Kematian Harus Distop, Testing Tracing Jangan Ditawar

"Dengan meneruskan PPKM, situasi yang mulai membaik akan menjadi lebih terkendali dan terjaga," kata Prof. Tjandra dalam pesan aplikasi yang diterima RM.id, Senin (2/8).

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini mengakui, saat ini, memang ada perbaikan nyata dari beban rumah sakit. Masyarakat kini sudah lebih mudah mencari pertolongan kesehatan.

"Mengenai indikator epidemiologi secara nasional, itu ada yang menunjukkan perbaikan dan ada juga yang tidak. Tergantung, bagaimana menilainya," tutur Prof. Tjandra.

Baca juga : Cegah Kerumunan, 14 Titik Lampu Jalan Di Batang Dipadamkan

Berdasarkan analisis situasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 28 Juli 2021, situasi penularan amat tinggi masih terjadi di tengah masyarakat.

Karena itu, upaya menekan penularan melalui implementasi ketat public health and social measures (PHSM), harus dilanjutkan dan diperkuat.

Kedua, kemungkinan memberikan beberapa tambahan pelonggaran lagi, harus disikapi dengan konsekuensi logis bahwa kemungkinan kasus dapat meningkat lagi. Rumah sakit akan penuh lagi.

Baca juga : Sandiaga Mau Paketkan Wisata Dengan Vaksinasi

"Karena itu, pemilihan pelonggaran perlu dilakukan dengan amat hati-hati. Dilakukan secara bertahap, dan dapat disesuaikan lagi dari waktu ke waktu kalau diperlukan," tutur mantan Direktur WHO Asia Tenggara ini.

"Kegiatan yang masih harus melakukan pembatasan sosial, harus dijalankan dengan ketat. Jangan terbawa longgar," tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.